Wednesday, 6 February 2013

DON HASMAN, Sang Fotografer Tangguh Dengan Kesederhanaannya



Don Hasman. Foto oleh: Kristupa Saragih
Khalayak fotografi Indonesia sudah semestinya mengenal Don Hasman. Sosok fotografer penjelajah yang kehidupannya patut diteladani. Oom Don, demikian ia biasa disapa, seperti api yang tak pernah padam.

Lahir di Jakarta, 7 Oktober 1940, Oom Don sudah mulai memotret sejak usia 11 tahun. Berbagai benua sudah dijelajah, puncak-puncak tinggi dunia sudah ditaklukkannya. Ribuan kilometer sudah ditempuh baik dengan berjalan kaki maupun bersepeda.

Sosok Oom Don adalah sosok langka, sulit mencari pribadi yang mampu menyamai. Generasi muda fotografi mungkin pernah dengar namanya, tapi pertemuan secara langsung dengan Oom Don bisa membuat kita menyelami pribadinya. Sosok fotografer yang berkomitmen penuh pada profesi, loyal pada rekan-rekan dan selalu rindu berbagi.

Oom Don yang saya kenal adalah pria sederhana. Hari ini Kuliah Umum di Unmer Madiun, Oom Don mau pamit untuk beli tiket kereta api untuk ke Jogjakarta karena ada acara. Beliau akan di belikan tiket kereta sama teman mahasiswa akan tetapi Om Don tidak mau/menolak dengan senyuman.

Oom Don juga saya kenal sebagai sosok yang penuh inisiatif, ide berani dan semangat menyala-nyala. Dimana dalam Kuliah Umum yang saya terima selama 3 hari, begitu sangat-sangat menyenangkan dan tak terlupakan dengan kesederhanaan beliau.

Prestasi Oom Don sungguh mengagumkan. Tempat tertinggi yang pernah ditaklukkan Don Hasman adalah Nuptse, kawasan Himalaya, Everest base camp 6.150 meter tahun 1978, masuk wilayah geografis Nepal. Baru 9 tahun kemudian rekor tersebut bisa diperbaharui oleh orang Indonesia lain. Don Hasman juga pernah menaklukkan Gunung Kilimanjaro 5.985 meter di Tanzania tahun 1985. Ia berangkat, antara lain, bersama mendiang Norman Edwin, wartawan Kompas, yang legendaris itu.

Don Hasman. Foto oleh: Kristupa Saragih
Keteladanan Don Hasman adalah kekonsistenan memotret hingga hari ini, kala usianya beranjak senja. Oom Don, demikian ia akrab disapa, tahun 2007 masih sanggup berjalan kaki 1000 km dari Saint-Jean-Pied-de-Port, Perancis Selatan ke Cape Finisterre, Spanyol Barat Laut. Perjalanan selama 35 hari itu ditempuh dalam 2.200.000-an langkah oleh anggota kehormatan Mapala UI bernomor anggota MK 225 ini.

Menimba pengalaman dari fotografer dan petualang alam bebas ini bak menimba dari sumur yang tak pernah kehabisan air. Dalam kunjungan ke Universitas Merdeka Madiun, sambil saling berbagi foto, Oom Don menyebutkan, “Foto bagus adalah foto yang bisa menggugah perasaan.”

Petikan yang singkat tapi dalam dan mengena. Ketika fotografer berkutat dengan kecepatan rana, diafragma, dan perlombaan resolusi, petikan Oom Don ini penting dijadikan bahan refleksi. “Foto yang menggugah bisa menginspirasi orang yang melihatnya. Membuat orang melakukan sesuatu,” imbuh Oom Don.

Di usianya 73 Tahun, Ketua Asosiasi Fotografer Indonesia ini masih menikmati dunia fotografi dan petualangan dengan tetap menjunjung tinggi gaya hidup sederhana. Fotografi memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup ayah dua putri bernama Arina dan Tarita ini. Dengan berbagai pengalamannya, tak heran jika pemerintah Perancis memasukkan namanya ke dalam daftar "100 Famous Photographer in The World tahun 2000".


Saya dan Om Don Hasman



Eko Prasetya Nugraha [ Ozhu ToRemember ]

No comments:

Post a Comment