Don Hasman. Foto oleh: Kristupa Saragih |
Khalayak fotografi Indonesia sudah semestinya mengenal Don
Hasman. Sosok fotografer penjelajah yang kehidupannya patut diteladani. Oom
Don, demikian ia biasa disapa, seperti api yang tak pernah padam.
Lahir di Jakarta, 7 Oktober 1940, Oom Don sudah mulai
memotret sejak usia 11 tahun. Berbagai benua sudah dijelajah, puncak-puncak
tinggi dunia sudah ditaklukkannya. Ribuan kilometer sudah ditempuh baik dengan
berjalan kaki maupun bersepeda.
Sosok Oom Don adalah sosok langka, sulit mencari pribadi
yang mampu menyamai. Generasi muda fotografi mungkin pernah dengar namanya,
tapi pertemuan secara langsung dengan Oom Don bisa membuat kita menyelami
pribadinya. Sosok fotografer yang berkomitmen penuh pada profesi, loyal pada
rekan-rekan dan selalu rindu berbagi.
Oom Don yang saya kenal adalah pria sederhana. Hari ini Kuliah
Umum di Unmer Madiun, Oom Don mau pamit untuk beli tiket kereta api untuk ke
Jogjakarta karena ada acara. Beliau akan di belikan tiket kereta sama teman
mahasiswa akan tetapi Om Don tidak mau/menolak dengan senyuman.
Oom Don juga saya kenal sebagai sosok yang penuh inisiatif,
ide berani dan semangat menyala-nyala. Dimana dalam Kuliah Umum yang saya
terima selama 3 hari, begitu sangat-sangat menyenangkan dan tak terlupakan
dengan kesederhanaan beliau.
Prestasi Oom Don sungguh mengagumkan. Tempat tertinggi yang
pernah ditaklukkan Don Hasman adalah Nuptse, kawasan Himalaya, Everest base
camp 6.150 meter tahun 1978, masuk wilayah geografis Nepal. Baru 9 tahun
kemudian rekor tersebut bisa diperbaharui oleh orang Indonesia lain. Don Hasman
juga pernah menaklukkan Gunung Kilimanjaro 5.985 meter di Tanzania tahun 1985.
Ia berangkat, antara lain, bersama mendiang Norman Edwin, wartawan Kompas, yang
legendaris itu.
Don Hasman. Foto oleh: Kristupa Saragih |
Keteladanan Don Hasman adalah kekonsistenan memotret hingga
hari ini, kala usianya beranjak senja. Oom Don, demikian ia akrab disapa, tahun
2007 masih sanggup berjalan kaki 1000 km dari Saint-Jean-Pied-de-Port, Perancis
Selatan ke Cape Finisterre, Spanyol Barat Laut. Perjalanan selama 35 hari itu
ditempuh dalam 2.200.000-an langkah oleh anggota kehormatan Mapala UI bernomor
anggota MK 225 ini.
Menimba pengalaman dari fotografer dan petualang alam bebas
ini bak menimba dari sumur yang tak pernah kehabisan air. Dalam kunjungan ke
Universitas Merdeka Madiun, sambil saling berbagi foto, Oom Don menyebutkan, “Foto bagus adalah foto yang bisa menggugah
perasaan.”
Petikan yang singkat tapi dalam dan mengena. Ketika
fotografer berkutat dengan kecepatan rana, diafragma, dan perlombaan resolusi,
petikan Oom Don ini penting dijadikan bahan refleksi. “Foto yang menggugah bisa menginspirasi orang yang melihatnya. Membuat
orang melakukan sesuatu,” imbuh Oom Don.
Di usianya 73 Tahun, Ketua Asosiasi Fotografer Indonesia ini masih menikmati dunia fotografi dan petualangan dengan tetap menjunjung tinggi gaya hidup sederhana. Fotografi memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup ayah dua putri bernama Arina dan Tarita ini. Dengan berbagai pengalamannya, tak heran jika pemerintah Perancis memasukkan namanya ke dalam daftar "100 Famous Photographer in The World tahun 2000".
Saya dan Om Don Hasman |
Eko Prasetya Nugraha [ Ozhu ToRemember ]
No comments:
Post a Comment